Memahami karakteristik siswa: kunci keberhasilan proses pembelajaran
Pendidikan adalah landasan dan langkah awal menuju kesuksesan. Tanpa pendidikan, akan sulit mencapai cita-cita dan impian.
Memang tidak semua orang yang mempunyai pendidikan akan berhasil, namun jika dilihat perbandingannya, lebih banyak orang yang mempunyai pendidikan yang berhasil dibandingkan dengan mereka yang tidak.
Pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara: langsung, tidak langsung, formal, nonformal dan informal. Sekolah merupakan tempat belajar formal bagi peserta didik, yaitu suatu jalur pendidikan dengan sistem yang terstruktur dan bertingkat.
Selama belajar, kita akan mempelajari berbagai jenis ilmu baru, dan setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dengan karakteristik yang berbeda-beda, maka hasil proses belajar pun ikut berubah.
Pendidik perlu memahami karakteristik peserta didik yang penting untuk persiapan pembelajaran, penyajian materi, pemberian tugas, dan komunikasi. Ada enam karakteristik yang harus diperhatikan, yaitu gender, etnis, usia, budaya, status, dan minat.
Karakteristik berdasarkan gender, perempuan dan laki-laki mempunyai karakteristik yang berbeda. Misalnya, laki-laki lebih fokus pada apa yang dilihatnya, sedangkan perempuan lebih fokus pada apa yang didengarnya. Ketika tugas click here diberikan, laki-laki mungkin diperbolehkan melakukan tugas hingga larut malam, sedangkan perempuan tidak diperbolehkan melakukannya karena peraturan rumah atau lingkungan. Unsur-unsur tersebut dapat diperhatikan oleh pendidik pada saat memberikan tugas dan berkomunikasi dengan peserta didik.
Karakteristik berdasarkan etnis, Indonesia merupakan negara multikultural yang terdiri dari berbagai macam suku. Tentunya dengan perbedaan etnis tersebut, maka tenaga pengajar harus menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh semua siswa.
Lain halnya jika dalam suatu kelompok belajar hanya ada satu suku bangsa yang bisa dan paham bahasa daerah. Hal ini mempengaruhi komunikasi antara pendidik dan siswa.
Karakteristik berdasarkan usia antara anak usia dini, anak sekolah dasar dan remaja menunjukkan perbedaan dalam pendekatan, metode dan materi pembelajaran. Menurut Piaget, anak usia dini memasuki tahap perkembangan praoperasional, yaitu kemampuan kognitif terbatas dan suka meniru orang lain.
Pada masa ini, anak sekolah dasar memasuki tahap perkembangan operasional konkrit, artinya mereka sudah mampu berpikir sistematis. Dan remaja sekolah menengah memasuki tahap operasional konkrit yaitu mampu mengkoordinasikan dua jenis keterampilan kognitif secara bersamaan atau berurutan. Berdasarkan ciri-ciri budayanya, Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai macam budaya, mulai dari keberagaman suku, adat istiadat, hingga norma yang dihormati.
Pendidik perlu memahami keberagaman budaya, sehingga dalam proses pembelajaran menularkan proses pembelajaran yang dapat diterima oleh seluruh siswa dan tidak menyinggung sebagian siswa.
Ciri-cirinya berdasarkan status sosial, Allah menciptakan manusia dengan penghidupan yang berbeda-beda seperti halnya pekerjaan orang tua murid yang berbeda-beda. Pendidik harus berhati-hati dalam memberikan pekerjaan rumah, apakah tugas tersebut dapat diselesaikan dan jika menjadi beban berat bagi siswa.
...