Beberapa benjolan biru di sekitar mata saya
Ia dirawat oleh tim medis saat berada di luar sekolah. Namun karena masih mengeluarkan darah, teman-temannya membawanya ke Komplek Magister Undip untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Saat kami bergerak ke sana, kami melihat polisi masih mengejar kami dan menembakkan beberapa butir gas air mata, ujarnya.
Sekitar pukul 14.00 WIB, Dimas dan kawan-kawan merasakan situasi mulai tenang dan menuju RS Loemani.
Saya mengalami luka robek di pangkal hidung, jadi saya mendapat dua jahitan, katanya.
Muhammad Fattah Akrom, reporter surat kabar mahasiswa kampus UIN Salatiga, mengatakan Dimas bukan satu-satunya korban serangan gas air mata polisi. Dia pingsan karena gas air mata.
Saya tidak ingat apa yang terjadi saat itu karena situasinya sangat kacau. Saya masih berada di tengah kerumunan pengunjuk rasa ketika tanjungduren.com ledakan gas air mata pertama dimulai. Ada ledakan di sana. Ledakan terjadi di dekat saya , katanya. Ada begitu banyak orang di sana sehingga saya pingsan karena tekanan.
Segera setelah itu, beberapa gas air mata ditembakkan di dekatnya. Hal ini menyebabkan dia kehilangan kesadaran.
Saya sudah di samping, tapi saya lihat ada angin yang datang ke arah saya. Saya lemas dan terjatuh di sana (jalan Menteri Speno di Jalan), ujarnya.
Fatah digendong oleh dua orang temannya. Mereka mendekatkan Fatah ke ambulans untuk menghirup oksigen.
Namun karena tidak mendapat bantuan medis, mereka dibawa ke halaman Indonesia Kaya Park, tempat berkumpulnya para korban, katanya.
Sayangnya, saat ini, bahkan dalam perjalanan menuju lokasi darurat korban di Taman Indonesia Kaya, aparat masih terus menembakkan gas air mata.
Saat saya berobat di sana (di Taman Indonesia Kaya), teman saya kembali menyaksikan gas air mata ditembakkan tepat di tempat saya berobat. katanya.
Tembakan gas air mata membuat Fatah terdampar bersama teman-temannya yang berjuang menghindari dampak gas air mata.
Saat saya bangun, saya sudah berada di RS Loemani. Saya kira sudah malam, tapi ternyata jam 3 sore WIB, ujarnya.
Saya dehidrasi, tenggorokan saya kering, kepala saya pusing. Saya rasa saat itu saya capek karena begadang dan capek karena perjalanan dari Salatiga, ujarnya.
Dimas Afila, mahasiswa Universitas Diponegoro, terluka akibat tembakan gas air mata mengenai pangkal hidungnya.
Saya awalnya berada di barisan tengah saat pengunjuk rasa mencoba masuk. Saya cukup lelah jadi saya pergi ke belakang kerumunan untuk minum, katanya. Saat itu sedang terjadi penyemprotan air. Sebelum saya bisa melihat apa pun, selongsong gas air mata tiba-tiba mendarat di pangkal hidung saya, katanya.
Pak Dimas sedang berada di sisi kanan Jalan Menteri Speno, dekat gerbang DPRD Jateng yang hancur, saat granat dilempar.
Saya langsung lari ke Taman Indonesia Kaya di Kota Semarang. Tapi saya masih pakai kaos, jadi lari ke SMA 1, kata Dimas.
...